7 Alasan Nusa Dua Jadi Lokasi Work From Bali
Kawasan The Nusa Dua yang dikelola Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC), ditunjuk sebagai
lokasi untuk program Work From Bali (WFB).
Melansir Kompas.com, Sabtu
(29/5/2021), pemerintah dan ITDC telah menggelar rapat koordinasi (rakor) yang
turut dihadiri oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
(Kemenko Marves).
Adapun, Kemenko Marves diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hermin Esti Setyowati. Rakor tersebut menindaklanjuti penandatanganan Nota
Kesepahaman Bersama Dukungan Penyediaan Akomodasi untuk Peningkatan Pariwisata
The Nusa Bali.
Alasan Nusa Dua jadi lokasi Work From Bali
:
1.
Punya layanan end-to-end yang terintegrasi
Direktur Operasional dan Inovasi Bisnis ITDC Arie
Prasetyo mengatakan bahwa dipilihnya Nusa Dua sebagai lokasi untuk WFB lantaran
kawasan tersebut memiliki layanan end-to-end yang terintegrasi. Adapun, layanan tersebut berlaku sejak kedatangan
wisatawan di bandara. Mereka akan melalui pemeriksaan dan pendataan secara
menyeluruh.
2.
Seluruh sektor pariwisata di sana sudah
tersertifikasi CHSE
Selama pandemi Covid-19, sertifikasi CHSE merupakan hal
yang dapat dikatakan paling sakral untuk memastikan bahwa protokol kesehatan
diterapkan dan dijalankan sesuai standar. “Prioritas
kami adalah menjamin keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan pengunjung. Secara
kawasan, hotel, seluruhnya telah tersertifikasi CHSE,” jelas Arie.
3.
Ada imbauan bagi wisatawan terkait CHSE Guna
menjaga protokol kesehatan, pihak ITDC merekomendasikan wisatawan yang berada
di sana, termasuk mereka yang masuk dalam program WFB, untuk hanya mengunjungi
tempat usaha di luar kawasan Nusa Dua yang telah tersertifikasi CHSE.
4. Kawasan yang lebih mudah dipantau Mengutip
Kompas.com, Selasa (25/5/2021), Nusa Dua dikatakan oleh Arie dalam konferensi
pers virtual, Sabtu (22/5/2021) sebagai kawasan yang lebih mudah dipantau.
“Kami mengelola kawasan Nusa Dua. Di sana ada seluruh manajemen, dan kami melakukan
beberapa upaya di Nusa Dua untuk memastikan bahwa kawasan ini aman, dan
menerapkan protokol Covid-19,” tutur dia.
5. Pelaku pariwisata yang sudah divaksinasi
Covid-19 Selain sertifikasi CHSE yang telah dimiliki oleh seluruh sektor
pariwisata di Nusa Dua, Arie mengungkapkan bahwa para pekerja pariwisata di
sana telah melakukan vaksinasi Covid-19. Menurut dia, hal tersebut bermaksud
untuk meningkatkan rasa percaya wisatawan terhadap keamanan kawasan Nusa Dua.
“Saat ini sedang berlangsung vaksinasi tahap kedua. Data kami sampai dengan
kemarin sudah ada 1.541 pekerja di Nusa Dua,” ucapnya.
6. SDM yang sudah siap Sekretaris Jenderal
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Perry Markus, mengatakan
bahwa sumber daya manusia (SDM) di Nusa Dua dirasa sudah siap dan cukup baik.
“Baik dari sisi sumber daya manusia, sarana prasarana yang ada di hotel sudah
siap, bahkan sertifikat CHSE itu saja kita juga kerja sama dengan Kemenkes.
Saya yakin Nusa Dua sudah siap,” ujar dia, mengutip Kompas.com, Jumat
(28/5/2021).
7. Masuk dalam Green Zone Bali menerapkan sistem
Green Zone atau Zona Hijau yang mencakup kawasan Ubud, Nusa Dua, dan Sanur.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa, Minggu (30/5/2021), mengatakan bahwa
zona tersebut merupakan indikasi dari telah adanya CHSE dan vaksinasi Covid-19
terhadap para pelaku pariwisata. “Nanti kan juga dievaluasi dan diawasi
juga apakah WFB ini berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan klaster baru di
sana. Kalau tidak ada, pastinya akan berkembang ke daerah lainnya,” tutur dia.