Benteng Van den Bosch

Sunday, 26 May 2019

        Bangunan yang dibangun pada tahun 1839 hingga 1845 ini adalah bangunan kolonial yang sangat eksotis karena memiliki percampuran gaya bangunan Eropa dan Romawi. Benteng Van den Bosch terletak di kota Ngawi, Jawa Timur. Masyarakat lebih familier dengan menyebutnya sebagai benteng pendem. Hal tersebut karena letaknya memang agak terpendam di dalam tanah karena adanya gundukan tanah yang berfungsi menghadang luapan Sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun jika sewaktu-waktu meluap. Selain itu, gundukan tanah juga berfungsi untuk menahan serangan dari pasukan Pangeran Diponegoro ketika berlangsung Perang Jawa. Nah, dulunya di sekeliling benteng terdapat parit keliling yang dihuni banyak buaya dan juga jembatan yang bisa diangkat dan diturunkan. Bisa dibayangkan benteng tersebut dulunya sangat steril dari jangkauan para pejuang pribumi.

        Pasca kemerdekaan, benteng ini sempat menjadi markas Batalyon Armed 12 selama kurang lebih 8 tahun. Sekitar tahun 70-an, benteng ini mangkrak dan tertutup, bahkan sempat menjadi lokasi uji nyali salah satu TV swasta nasional. Namun, kondisi saat ini sudah berbeda. Benteng tersebut nampak terawat dan terbuka untuk umum.

          Ada kisah yang cukup menyedihkan tertinggal di benteng ini, dimana di dalam salah satu ruangan terdapat makam ulama, yakni Kyai Haji Muhammad Nur Salim, yang merupakan salah satu panglima perang Pangeran Diponegoro. Beliau dulu dikubur dalam kondisi hidup karena ketika akan dibunuh oleh Belanda, tubuhnya tidak mempan tersentuh senjata api dan senjata tajam, hingga akhirnya Belanda memutuskan untuk mengubur beliau hidup-hidup.

Jadi, buat kalian yang suka berpetualang akan sejarah, bangunan heritagemistis serta mitos, tempat ini adalah salah satu tujuan terbaik yang wajib kalian kunjungi. Yuk!



Penulis

April